#2 RESPON TERHADAP ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN (KHALIDA FEBRIANI / 25314848 / 2TB03)

Dari buku Arsitektur dan Lingkungan yang ditulis oleh Ir. Heinz Frick dan diterbitkan oleh Penerbit Kanisius menurut saya buku itu sangat membantu untuk Arsitek mempelajari tentang pentingnya hubungan lingkungan terhadap Arsitektur agar peduli untuk lingkungan.

Peran seorang arsitek tidak hanya terbatas membangun sebuah bangunan. Dalam merancang sebuah bangunan, pertama-tama seorang arsitek akan melakukan analisa, salah satunya adalah analisa terhadap lingkungan. Di bagian inilah seorang arsitek berinteraksi langsung dengan lingkungan dan alam.

Dalam melakukan analisa ini, seorang arsitek dituntut untuk membantu sebuah bangunan tanpa merusak potensi lingkungan yang ada. Memang bener ketika suatu banguan didirikan secara tidak langsung telah merusak lingkungan atau alam sekitarnya, untuk itu arsitek dituntu untuk meminimalisir kerusakan itu.

Kepekaan seorang arsitek dengan lingkungan pada nantinya akan membentuk suatu harmonisasi antara bangunan dengan lingkungannya. Banyak arsitek masa kini yang telah menyadari dampak lingkungan akibat suatu pembangunan bangunan, untuk itu di era ini muncul konsep konsep bangunan yang disebut green arsitektur, yang meminimalisir bahkan memperbaiki lingkungan.

Peran arsitek juga untuk membuat suatu rancangan yang memikirkan masa yang akan datang (sustainable). Hal ini berhubungan dengan alam dan iklimnya yang selalu berubah ubah. Rencana yang baik dan teliti saat ini dapat mencegah kemungkinan terburuk yang di masa depan. Pengabaian aspek ini bisa dapat berakibat fatal, misalnya kasus jebolnya Tanggul Situgintung. Pada kasus ini tanggul jebol karena tidak adanya sustainable, pembangunan tempat wisata baru disekitarnya tidak direncanakan dari awal, juga pengaruh kestabilan tanahh disekitarnya yang sudah menurun.

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan seorang arsitek untuk mengolah lingkungan binaan yang besahabat dengan alam. Misalnya di Indonesia dengan keadaan alam beriklim tropis, dengan menanam pohon pelindung dengan tajuk lebar akan mengurangi suhu cukup signifikan dalam daerah yang terlindungi/teduh. Ruang terbuka (hijau) juga penting, selain sebagai penyerap karbon, juga merupakan ruang interaksi sosial bagi pengguna bangunan. Penghawaan dan pencahayaan alami dapat mengurangi beban pengoperasian bangunan. Selain itu, penyinaran panas yang berlebihan juga harus dihindari untuk mengurangi beban pendinginan udara.
Hal ini dapat dilakukan dengan merancang sirip-sirip atau kanopi di jendela-jendela bangunan.Air hujan yang terjadi di Indonesia dimanfaatkan secara baik untuk memenuhi kebutuhan air penghuni bangunan.

Kesimpulan
Peran arsitek bukan hanya membangun bangunan tapi juga bertanggung jawab dengan lingkungan binaan disekitarnya.

Comments

Popular posts from this blog

Giant Sea Wall Penyelamat Kota Jakarta dari Kebanjiran?

#TUGAS 2 / KRITIK ARSITEKTUR / KHALIDA FEBRIANI 4TB03 / Kritik Fasad bangunan Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung (ITB)

IBD - MANUSIA DAN KEADILAN